"كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللّهِ

13.2.11

PENGOBATAN

مَا أَنْزَلَ اللهُ دَاءً إِلاَّ أَنْزَل لَهُ شِفَاءً
“Tidaklah Allah menurunkan penyakit kecuali Dia turunkan utk penyakit itu obatnya.” {HR. Al- Bukhari no. 5678}
 

Tidak sepantasnya seorang muslim menjadikan pengobatan nabawiyyah sekedar sebagai pengobatan alternatif. Justru sepantasnya dia menjadikannya sebagai cara pengobatan yg utama karena kepastiannya datang dari Allah Subhanahu wa Ta’ala lewat lisan Rasul-Nya Shallallahu alaihi wa sallam. Sementara pengobatan dengan obat-obatan kimiawi kepastiannya tidak seperti kepastian yang didapatkan dengan thibbun nabawi. Pengobatan yang diajarkan Nabi Shallallahu alaihi wa sallam diyakini kesembuhannya karena bersumber dari wahyu. Sementara pengobatan dari selain Nabi kebanyakannya dugaan atau dengan pengalaman/ uji coba. 


Catatan sejarah menunjukkan bahwa dulu masyarakat umumnya paham tentang tumbuh-tumbuhan yang berfungsi sebagai obat dan juga cara penggunaannya. Pengetahuan tentang tanaman obat ini yang ada di Masyarakat kita tidaklah jauh berbeda sejak dahulu.
Tanaman Obat atau disebut Fitofarmaka adalah Obat alamiah yang bahan bakunya berupa simplisia yang telah mengalami standarisasi, memenuhi persyaratan-persyaratan buku resmi, dan telah dilakukan penelitian ilmiah atas bahan baku sampai dengan kegunaan dan khasiatnya secara jelas sebagaimana kaidah kedokteran modern.

MEDIS   
Penyakit terbanyak yang diterapi yaitu kanker dan obesitas. Beberapa tanaman obat yang dipakai di poli komplementer-alternatif RSUD Dr Soetomo yaitu Herba sambiloto (Andrographis paniculata),Herba pegagan (Cantella asiatica), Daun kemuning (Murrayae paniculata), Herba tempuyung (Sonchus arvensis), daun salam (Eugenya poliantha), dan sebagainya. Pada awalnya sediaan berupa simplisia kemudian saat ini telah dibuat ekstrak